BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1980-an teori-teori sastra yang baru untuk Indonesia mulai bermasukan. Teori- teori sastra tersebut berasal dari Barat (terutama eropa dan Amerika serikat ). Dengan masuknya teori – teori sastra yang baru tersebut, para ahli sastra mulai moncoba menerapkannya dalam penelitian sastra, terutama para ahli sastra akademis. Diantara teori sastra dan kritik sastra tersebut adalah strukturalisme,sosiologi sastra, semiotika,estetika resepsi,dekonstruksi,dan kritik feminis. Ternyata, teori-teori sastra dan kritik-kritik sastra itu tidak mudah diterapkan dalam penelitian sastra. Tidak mudahnya di sebabkan oleh teori dan metode yang rumit yang tidak hanya berupa teori dan metode yang tunggal dalam salah satu teori,misalnya, teori struturalisme meliputi berbagai jenis, seperti strukturalisme linguistik,strukturalisme naratif, strukturalisme dinamik, dan sebagainya.
Hal itula yang mendorong kami untuk mengkaji lebih dalam tentang berbagai kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang akan memperkuat integritas para pelajar. Oleh karena itu dengan latar belakang masalah di atas,maka penulis mencoba menyusun makalah yang berjudul “ Kajian Cerpen Dua Hati Menyatu Berdasarkan Teori Strukturalisme “
1.2. Rumusan Masalah
Berbagai uraian latar belakang diatas,selanjutnya kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1). Bagaimanakah cara untuk membedakan antara teori sastra yang satu,dengan teori sastra
yang lainnya ?
2). Hal – hal apa sajakah yang termasuk ke dalam komponen sebuah Kesusastraan?
1.3. Metode dan Teknis Penggunaan Data
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif dan pengumpulan data-data dari berbagai sumber baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan yang mendukung terkumpulnya suatu data yang akurat dan sesuai fakta kejadian.
1.4. Sistematika Penulisan
Pada bab I disajikan pendahuluan sebagai gambaran umum dari makalah yang kami sajikan yang meliputi :
- Latar belakang masalah
- Rumusan Masalah
- Metode dan teknik pengumpulan data
- Sistematika Penulisan
Selanjutnya pada bab II bagian dari makalah ini yaitu mengenai Kajian Pustaka terhadap Teori Sastra yang dibahas,yang meliputi :
- Teori Strukturalisme
- Penjelasan Mengenai teori Strukturalisme
- Tokoh- tokoh yang terkandung di dalamnya
Kemudian pada bab III merupakan bagian inti pada makalah ini yaitu mengenai Teori sastra yang terkandung dalam sebuah sinopsis cerpen,yang meliputi :
- Sinopsis cerpen Dua Hati Menyatu
- Penjelasan mengenai Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
- Unsur – unsur yang terkandung di dalamnya
Adapun pada bab IV merupakan penutup dari makalah ini yang menyangkut tentang kesimpulan dan saran dari penyusun.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Struktural
Menurut Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa “ Strukturalisme adalah bagian dari disiplin ilmu – ilmu sosial yang perkembangannya diawali di Perancis. Strukturalisme juga dapat dikatakan sebagai faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudyaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap.Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakt dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis.Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan”.
2.2. Penjelasan Mengenai Teori Struktural
Historitas teori strukturalisme murni dalam ilmu sastra lahir dan berkembang melalui tradisi formalisme. Artinya hasil-hasil yang dicapai melalui tardisi-tradisi formalisme sebagian besar dilanjutkan dalam strukturalisme. Disuatu pihak para pelopor formalisme sebagian besar ikut andil dalam mendirikan strukturalisme, dilain pihak atas dasar pengalaman formalismelah mereka mendirikan strukturalisme dengan pengertian bahwa berbagai kelemahan yang terdapat dalam formalisme di perbaiki kembali oleh strukturalisme oleh karena itulah Mukarosvky seorang tokoh formalis Rusia berpendapat bahwa strukturalisme yang mulai diperkenalkan pada tahun 1934 tidak menggunakan nama metode ataupun teori sebab teori merupakan bidang ilmu pengetahuan tertentu sedangkan metode merupakan prosedur imiah yang relaif baku. Pada masa tersebut strukturalisme terpaku dan terbatas sebagai sudut pandang epestimologi saja, sebagi system tertentu dengan mekanisme antarhubungan. Oleh sebab itu Robert Schools (1977) menjelaskan keberadaan strukturalisme menjadi tiga tahap, yaitu: sebagai pergeseran paradigma berfikir, sebagai metode dan terakhir sebagai teori. Mekanisme seperti ini merupakan cara yang biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuaan. Jadi bisa dikatakan bahwa strukturalisme mulai dengan lahirannya ketidakpuasan dan berbagai keritik terhadap formalisme.
Pendekatan strukturalisme murni biasa disebt juga dengan pendekatan objektif yakni pendekatan penelitiaan sastra yang mendasarkan pada karya sastra tersebut. Secara keseluruhan (otonom). Pendekatannya dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku, konvensi tersebut adalah aspek-aspek instriktik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Yang jelas penilaian yang diberikan diihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya tadi.
Konsep Teori strukturalisme murni yang paling pokok ditunjukan ialah peranan unsur-unsur dalam pembentuk totalitas, kaitannya secara fungsional diantara unsur-unsur tersebut, sehingga totalitas tidak dengan sendirinya sama dengan jumlah unsur -unsurnya. Menurut Jean Peagnet ada tiga dasar konsep strukturalisme:
• Unsur kesatuaan sebagai koherensi internal dan pembentuk totalitas
• Transformasi sebagai bentuk bahan-bahan baru secara terus menerus dan terjadinya saling keterkaitan antar unsur tadi
• Regulasi diri (self regulating) yakni mengadakan perubahan kekuaatan dari dalam dan unsur-unsur tadi saling mengatur dirinya sendiri.
Prosedur (metode) teori yang digunakan adalah metode struktural yakni suatu metode yang cara kerjanya membongkar secara struktural unsur-unsur interistik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Dalam unsu-unsur yang dipaparkan tadi berperan sebagai pembentuk totalitas, selanjutnya terjadi saling keterkaitan antar unsur tadi (transformatif) dan terakhir regurasi diri (self regulating) yakni unsure-unsur tadi saling mengatur dirinya sendiri.
Asumsi karya sastra berdasarkan teori strukturalisme murni karya satra di pandang dari aspek dalamnya saja yakni konsep bentuk dan isinya saja. Sebagaimana yang di kemukakan oleh Ferdinand de Sausere yang intinya berkaitan dengan konsep Sign dan Meaning (bentuk dan isi) atau seperti yang dikemukakan oleh Luxemburg sebagai signifiant-signifei dan paradigm-syntagma. Pengertiaannya adalah tanda atau bentuk bahasa merupakan unsur pemberi arti dan yang di artikan. Dari dua unsur itulah ditemukan sebuah realitas yang saling berkaitan. Karena itu untuk memberi makna yang tertuang dalam karya sastra, penela’ah harus bisa mencarinya berdasarkan telaah struktur yang dalam hal ini terrefleksi melalui unsur bahasa.
Kelebihan dari teori strukturalisme murni adalah sebagai berikut:
• Teori stukturalisme murni hampir seluruh bidang kehidupan manusia baik itu dalam laju perkembangan IPTEK, dalam menunjang sarana pra sarana penelitian secara global, dan dalam bidang sastra memicu berkembangnya genre sastra dan lainnya.
• Menumbuhkan prinsif antarhubungan baik itu hubungan masyarakat dengan sastra,, minat mayarakat terhadap penelitaan inter disipliner, memberi pengaruh terhadap berkembangnya teori sastra.
• Dianggap sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman yang maksimal.
Kekurangan ataupun kelemahan dari teori strukturalisme murni ini disebabkan karena teori ini hanya menekankan otonomi dan prinsif objektifitas pada struktur karya sastra yang memiliki beberapa kelemahan pokok ialah sebagai berikut:
• Karya sastra diasingkan dari konteks dan fungsinya sehingga sastra kehilangan relevensi sosialnya, tercabutnya dari sejarah, dan terpisah dari permasalahan manusia.
• Mengabaikan pengarang (penulis) sebagai pemberi makna dalam penafsiran terhadap karya sastra. Ini sangat krusial sekali dan berbahaya karena penafsiran tersebut akan mengorbankan cirri khas kepribadian, cita-cita dan juga norma-norma yang di pegang teguh oleh pengarang tersebut dalam kultur sosial tertentu. Otomatis keobjektifitasannya akan diragukan lagi karena memberi kemungkinan lebih besar terhadap campur tangan pembaca didalam penafsiran karya sastra tersebut.
• Karya sastra tidak dapat diteliti lagi dalam rangka konvensi-konvnsi kesusastraan sehingga pemahaman kita terhadap terhadap genre dan system sastra sangat terbas sekali.
2.3. Tokoh- tokoh yang terkandung di dalamnya
Tokoh dalam Struktural antara lain :
Jhon Fiske (1994 )
Levi Strauss
Strauss memandang bahwa cara pandang seseorang di hasilkan dari proses kategorisasi. Sebuah kategori tidak dapat eksis tanpa berhubungan dengan kategori yang lain ( tanpa adanya relasi dengan kategori lain ). Sebagai contoh sederhana, kita berpandangan seseorang itu waras karena berbanding dengan kategori yang lain yakni kegilaan. Kita mengetahui sesuatu itu baik karena berbanding dengan kategori buruk dan begitulah seterusnya. Terbentuknya struktur merupakan akibat dari adanya relasi-relasi dari beberapa elemen. Oleh karena itu struktur juga oleh levi Strauss diartikan sebagai relations of relations atau system of relation (sistem relasi).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
Dalam dunia ini kita telah mengenal bahkan sering mendengar mengenai cinta, dan bahkan mungkin hal seperti itu sudah jadi hal biasa, karena cinta adalah sebuah perasaan dimana seseorang ingin menyayangi, mencintainya dengan sepenuh hati. Hal seperti itu wajar, karena cinta adalah sebuah fitrah dan anugrah dari Allah SWT yang harus kita jaga dengan baik. Pernahkah kita dengar tentang cinta sejati, cinta yang hakiki, dan bagaimana seseorang menjaga kesucian cintanya.
Di pagi yang cerah, matahari yang memancarkan sinarnya dengan sempurna, mengambang di atas pepohonan hingga daun pun berwarna keperakan tertimpa sinarnya. Ia tampak malu-malu memperhatikan seorang insan yang sedang menyempurnakan pendidikannya. Atau mungkin bahkan cemburu melihat cinta antara dia dengan wanita lain. Perlahan tapi pasti,mataharipun semakin memancarkan sinarnya,lalu mengintip dari balik rimbunnya dedaunan,hingga akhirnya tak bisa melihat lagi ketika jendela mobil itu ditutup.
Laju hidup dan cinta Ita, tokoh utama dalam cerpen tersebut sungguh penuh liku yang kadang begitu dramatis dan menguras kekuatan hidup.
Sebagai bukti cintanya atas kejernihan hati dan kepekaan rasa kemanusiaan Ita yang demikian menonjol, allah terus mengujinya dengan banyak cara, dia jugalah sosok wanita yang layak dicintai siapapun,terutama para lelaki. Dan Ita harus menentukan pilihan hidup selanjutnyaterhadap orang yang telah menyentuh hatinya tersebut.
Lantas, apakah yang akhirnya akan dia pilih dan yang dihadiahkan Allah untuknya ? cintakah? Karirkah?atau pendidikankah? Atau bahkan ada yang lain lagi ?
Dalam cerpen Dua Hati Menyatu salah satu kumpulan dari cerpen Kamar dalam Kamar, akan menjawab tuntas semua persoalan cinta tersebut.
3.2. Penjelasan Mengenai Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
Dalam cerpen tersebut diceritakan bahwa setiap orang / manusia itu berhak untuk mencintai, menyukai, maupun dicintai dan disayangi, tapi semuanya itu juga tidak terlepas dari aturan dan batasan – batasan yang harus kita perhatikan. Kita tidak mungkin mencintai dan menyukai seseorang yang telah memiliki pasangan. Bagaimana tidak, kita mungkin merasa senang bisa dekat dengan orang yang kita sukai, tapi kita juga tidak tahu bagaimana sakitnya perasaan pasangannya tersebut jika tahu pasangannya di ganggu orang. Jadi, jikalau kita ingin dihargai oleh orang,sebaiknya hargailah dulu orang lain tersebut.
Dalam cerpen Dua Hati Menyatu juga telah menceritakan bagaimana sosok seorang wanit yang begitu sabar, menghadapi ejekan,maupun hinaan dari teman sebayanya.bagaimana
Tidak, dalam hatinya dia memang menyukai dan mencintai seseorang, tapi di satu sisi dia tidak ingin kegiatan belajarnya terganggu oleh hal-hal yang tidak baik dan akan merugikan dirinya sendiri kelak, apalagi dia selalu berfikir bahwa laki-laki hanya bisa mengecewakan dan membuat perasaan wanita sakit. Di satu sisi juga dia tidak ingin merusak persahabatannya sendiri, karena dia sendiri merasa bahwa sahabatnyalah yang lebih pantas untuk bersanding dengannya,bukan dia sendiri,dan dia juga tidak mungkin merebut orang yang sudah jadi milik orang lain dan sudah di cintai oleh orang lain.
Akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa apa yang dirasakannya, apa yang di harapkannya harus ia pendam dalam-dalam dan harus hanya menjadi impian dn harapan, yang ingin ia lakukan sekarang hanya menyelesaikan pendidikannya dengan baik, dan menemukan cinta sejatinya, sekalipun hatinya merasa sakit ketika melihat orang yang di cintainya dekat dengan orang lain. Tapi apa daya harapan tinggalah harapan dan impian mengenai cinta sejatinya akan selalu menjadi impian yang suatu saat bisa ia temukan dalam hidupnya.
Ia percaya, setiap akhir bulan itu tidak akan pernah selamanya berakhir, pada akhirnya akan kembali pada awal bulan. Begitulah yang di rasakan oleh orang itu hanya menggantungkan harapan dan impiannya pada sebuah untaian doanya. Dan dia berharap, Waktunya nanti akan indah pada akhirnya.
Dan benar saja, Allah SWT Maha Adil orang yang sejak dahulu ia cintai dapat ia temukan dalam kehidupannya.Sebuah cinta sejati yang ia harapkan dalam kehidupannya. Dalam cerpen ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa biarkanlah hidup ini berjalan mengalir seperti air, karena pada akhirnya akan bermuara juga pada tempatnya yang terbaik.
3.3. Unsur – Unsur yang Terkandung
A. Unsur Intrinsik dilihat dari Amanat nya.
. Amanat / Pesan
Amanat yang disampaikan dalam cerpen tersebut adalah baahwa wanita tidak perlu bingung mencari cintanya, atau bahkan jika menyukai seseorang tidak perlu harus dengan menghilangkaan harga diri seorang wanita, karena percayalah,cinta sejati,jodoh, itu akan datang dengan sendirinya karena telah ada yang mengaturnya. Begitu juga dengan seorang lelaki,mapankanlah dulu segala sesuatu yang harus ada pada dirinya, baik dari segi pendidikan,materi dan sebagainya, baru mencari pendamping hidup,karena lelaki nantinya yang akan menjadi kepala keluarga/imam.
Dari penjelasan di atas terlihat jelas berdasarkan isi cerpen dua hati menyatu yang isinya : “ Ita! Sapanya dengan suara sedikit bergetar.Tak lama kemudian senyum berbunga harapan mengikuti sapaannya. Ketika itu di atas sana awan-awan tampak mulai memutih sambil berarak dilatarbelakangi kebiruan langit. Andai saja semua langit tahu di saat itu ada dua hati yang menyatu,kupastikan ombak – ombak pun akan bersorak bahagia menyambut ketulusan cinta kami berdua. “ ( Dua Hati Menyatu, Hal 31 ).
B. Unsur Ekstrinsik
. Dilihat dari segi Moral nya.
Moral yang terkandung dalam cerpen Dua Hati Menyatu adalah bahwa wanita/setiap orang memang semestinya harus memiliki keteguhan diri dan keteguhan hati .baik dalam segi kehidupan secara rohaninya maupun jasmaninya. Tanpa harus terpengaruh dengan rasa kegelisahan yang berlebihan dalam menjalani setiap persoalan hidupnya dalam artian kehilangan jati dirinya sendiri.
Hal tersebut terlihat dalam isi cerita pendek Dua hati menyatu yang isinya menyatakan : “
Andaikata ajakannya itu kuterima sekarang, betapa mudahnya diriku di gaet orang. Setidaknya orang-orang pasti menggelariku mahasiswi murahan. Aku pastikan gelar baru sebagai cewek matrei dari semua teman wanita di kelasku bakal segera kuterima. Dan hal itu aku tak mau terjadi.” (Dua Hati Menyatu, hal 27 )
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian mengenai teori sastra bidang Strukturalisme maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Teori sastra Strukturalisme adalah pendekatan objektif yakni pendekatan penelitiaan sastra yang mendasarkan pada karya sastra tersebut. Secara keseluruhan (otonom). Pendekatannya dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku, konvensi tersebut adalah aspek-aspek instriktik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Yang jelas penilaian yang diberikan diihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya tadi.
4.2. Saran
Adapun saran dari penulis adalah :
1. Sebaiknya Teori sastra harus lebih dikembangkan dan di perjelas lebih mendalam,agar setiap manusia atau pelajar umumnya mampu memahami akan teori – teori sastra tersebut.
2. Ada baiknya juga teori sastra tidak hanya mampu di fahami dan diberikan terhadap para pelajar yang hanya masuk pada bidang khusus keguruan melainkan pada semua pelajar pada umumnya agar bisa lebih memahami secara mendalam lagi mengenai tata kebahasaan yang baik,meskipun tidak sepenuhnya terkuasai.
DAFTAR PUSTAKA
- WWW. Teori-sastratxt-notepad.pdf.com
- Adeani, S. Kumpulan Cerpen Kamar Dalam Kamar
- http://www.anneahira.com-unsur-intrinsik-sastra.htm
- Wikipedia-ensiklopedia bebas
- http://kafeilmu.com/2012/02/pengantar-teori-struktural-strukturalisme-html.
- http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/04/perbandingan-teori-strukturalisme-html
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1980-an teori-teori sastra yang baru untuk Indonesia mulai bermasukan. Teori- teori sastra tersebut berasal dari Barat (terutama eropa dan Amerika serikat ). Dengan masuknya teori – teori sastra yang baru tersebut, para ahli sastra mulai moncoba menerapkannya dalam penelitian sastra, terutama para ahli sastra akademis. Diantara teori sastra dan kritik sastra tersebut adalah strukturalisme,sosiologi sastra, semiotika,estetika resepsi,dekonstruksi,dan kritik feminis. Ternyata, teori-teori sastra dan kritik-kritik sastra itu tidak mudah diterapkan dalam penelitian sastra. Tidak mudahnya di sebabkan oleh teori dan metode yang rumit yang tidak hanya berupa teori dan metode yang tunggal dalam salah satu teori,misalnya, teori struturalisme meliputi berbagai jenis, seperti strukturalisme linguistik,strukturalisme naratif, strukturalisme dinamik, dan sebagainya.
Hal itula yang mendorong kami untuk mengkaji lebih dalam tentang berbagai kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang akan memperkuat integritas para pelajar. Oleh karena itu dengan latar belakang masalah di atas,maka penulis mencoba menyusun makalah yang berjudul “ Kajian Cerpen Dua Hati Menyatu Berdasarkan Teori Strukturalisme “
1.2. Rumusan Masalah
Berbagai uraian latar belakang diatas,selanjutnya kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1). Bagaimanakah cara untuk membedakan antara teori sastra yang satu,dengan teori sastra
yang lainnya ?
2). Hal – hal apa sajakah yang termasuk ke dalam komponen sebuah Kesusastraan?
1.3. Metode dan Teknis Penggunaan Data
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif dan pengumpulan data-data dari berbagai sumber baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan yang mendukung terkumpulnya suatu data yang akurat dan sesuai fakta kejadian.
1.4. Sistematika Penulisan
Pada bab I disajikan pendahuluan sebagai gambaran umum dari makalah yang kami sajikan yang meliputi :
- Latar belakang masalah
- Rumusan Masalah
- Metode dan teknik pengumpulan data
- Sistematika Penulisan
Selanjutnya pada bab II bagian dari makalah ini yaitu mengenai Kajian Pustaka terhadap Teori Sastra yang dibahas,yang meliputi :
- Teori Strukturalisme
- Penjelasan Mengenai teori Strukturalisme
- Tokoh- tokoh yang terkandung di dalamnya
Kemudian pada bab III merupakan bagian inti pada makalah ini yaitu mengenai Teori sastra yang terkandung dalam sebuah sinopsis cerpen,yang meliputi :
- Sinopsis cerpen Dua Hati Menyatu
- Penjelasan mengenai Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
- Unsur – unsur yang terkandung di dalamnya
Adapun pada bab IV merupakan penutup dari makalah ini yang menyangkut tentang kesimpulan dan saran dari penyusun.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Struktural
Menurut Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa “ Strukturalisme adalah bagian dari disiplin ilmu – ilmu sosial yang perkembangannya diawali di Perancis. Strukturalisme juga dapat dikatakan sebagai faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudyaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap.Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakt dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis.Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan”.
2.2. Penjelasan Mengenai Teori Struktural
Historitas teori strukturalisme murni dalam ilmu sastra lahir dan berkembang melalui tradisi formalisme. Artinya hasil-hasil yang dicapai melalui tardisi-tradisi formalisme sebagian besar dilanjutkan dalam strukturalisme. Disuatu pihak para pelopor formalisme sebagian besar ikut andil dalam mendirikan strukturalisme, dilain pihak atas dasar pengalaman formalismelah mereka mendirikan strukturalisme dengan pengertian bahwa berbagai kelemahan yang terdapat dalam formalisme di perbaiki kembali oleh strukturalisme oleh karena itulah Mukarosvky seorang tokoh formalis Rusia berpendapat bahwa strukturalisme yang mulai diperkenalkan pada tahun 1934 tidak menggunakan nama metode ataupun teori sebab teori merupakan bidang ilmu pengetahuan tertentu sedangkan metode merupakan prosedur imiah yang relaif baku. Pada masa tersebut strukturalisme terpaku dan terbatas sebagai sudut pandang epestimologi saja, sebagi system tertentu dengan mekanisme antarhubungan. Oleh sebab itu Robert Schools (1977) menjelaskan keberadaan strukturalisme menjadi tiga tahap, yaitu: sebagai pergeseran paradigma berfikir, sebagai metode dan terakhir sebagai teori. Mekanisme seperti ini merupakan cara yang biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuaan. Jadi bisa dikatakan bahwa strukturalisme mulai dengan lahirannya ketidakpuasan dan berbagai keritik terhadap formalisme.
Pendekatan strukturalisme murni biasa disebt juga dengan pendekatan objektif yakni pendekatan penelitiaan sastra yang mendasarkan pada karya sastra tersebut. Secara keseluruhan (otonom). Pendekatannya dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku, konvensi tersebut adalah aspek-aspek instriktik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Yang jelas penilaian yang diberikan diihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya tadi.
Konsep Teori strukturalisme murni yang paling pokok ditunjukan ialah peranan unsur-unsur dalam pembentuk totalitas, kaitannya secara fungsional diantara unsur-unsur tersebut, sehingga totalitas tidak dengan sendirinya sama dengan jumlah unsur -unsurnya. Menurut Jean Peagnet ada tiga dasar konsep strukturalisme:
• Unsur kesatuaan sebagai koherensi internal dan pembentuk totalitas
• Transformasi sebagai bentuk bahan-bahan baru secara terus menerus dan terjadinya saling keterkaitan antar unsur tadi
• Regulasi diri (self regulating) yakni mengadakan perubahan kekuaatan dari dalam dan unsur-unsur tadi saling mengatur dirinya sendiri.
Prosedur (metode) teori yang digunakan adalah metode struktural yakni suatu metode yang cara kerjanya membongkar secara struktural unsur-unsur interistik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Dalam unsu-unsur yang dipaparkan tadi berperan sebagai pembentuk totalitas, selanjutnya terjadi saling keterkaitan antar unsur tadi (transformatif) dan terakhir regurasi diri (self regulating) yakni unsure-unsur tadi saling mengatur dirinya sendiri.
Asumsi karya sastra berdasarkan teori strukturalisme murni karya satra di pandang dari aspek dalamnya saja yakni konsep bentuk dan isinya saja. Sebagaimana yang di kemukakan oleh Ferdinand de Sausere yang intinya berkaitan dengan konsep Sign dan Meaning (bentuk dan isi) atau seperti yang dikemukakan oleh Luxemburg sebagai signifiant-signifei dan paradigm-syntagma. Pengertiaannya adalah tanda atau bentuk bahasa merupakan unsur pemberi arti dan yang di artikan. Dari dua unsur itulah ditemukan sebuah realitas yang saling berkaitan. Karena itu untuk memberi makna yang tertuang dalam karya sastra, penela’ah harus bisa mencarinya berdasarkan telaah struktur yang dalam hal ini terrefleksi melalui unsur bahasa.
Kelebihan dari teori strukturalisme murni adalah sebagai berikut:
• Teori stukturalisme murni hampir seluruh bidang kehidupan manusia baik itu dalam laju perkembangan IPTEK, dalam menunjang sarana pra sarana penelitian secara global, dan dalam bidang sastra memicu berkembangnya genre sastra dan lainnya.
• Menumbuhkan prinsif antarhubungan baik itu hubungan masyarakat dengan sastra,, minat mayarakat terhadap penelitaan inter disipliner, memberi pengaruh terhadap berkembangnya teori sastra.
• Dianggap sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman yang maksimal.
Kekurangan ataupun kelemahan dari teori strukturalisme murni ini disebabkan karena teori ini hanya menekankan otonomi dan prinsif objektifitas pada struktur karya sastra yang memiliki beberapa kelemahan pokok ialah sebagai berikut:
• Karya sastra diasingkan dari konteks dan fungsinya sehingga sastra kehilangan relevensi sosialnya, tercabutnya dari sejarah, dan terpisah dari permasalahan manusia.
• Mengabaikan pengarang (penulis) sebagai pemberi makna dalam penafsiran terhadap karya sastra. Ini sangat krusial sekali dan berbahaya karena penafsiran tersebut akan mengorbankan cirri khas kepribadian, cita-cita dan juga norma-norma yang di pegang teguh oleh pengarang tersebut dalam kultur sosial tertentu. Otomatis keobjektifitasannya akan diragukan lagi karena memberi kemungkinan lebih besar terhadap campur tangan pembaca didalam penafsiran karya sastra tersebut.
• Karya sastra tidak dapat diteliti lagi dalam rangka konvensi-konvnsi kesusastraan sehingga pemahaman kita terhadap terhadap genre dan system sastra sangat terbas sekali.
2.3. Tokoh- tokoh yang terkandung di dalamnya
Tokoh dalam Struktural antara lain :
Jhon Fiske (1994 )
Levi Strauss
Strauss memandang bahwa cara pandang seseorang di hasilkan dari proses kategorisasi. Sebuah kategori tidak dapat eksis tanpa berhubungan dengan kategori yang lain ( tanpa adanya relasi dengan kategori lain ). Sebagai contoh sederhana, kita berpandangan seseorang itu waras karena berbanding dengan kategori yang lain yakni kegilaan. Kita mengetahui sesuatu itu baik karena berbanding dengan kategori buruk dan begitulah seterusnya. Terbentuknya struktur merupakan akibat dari adanya relasi-relasi dari beberapa elemen. Oleh karena itu struktur juga oleh levi Strauss diartikan sebagai relations of relations atau system of relation (sistem relasi).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
Dalam dunia ini kita telah mengenal bahkan sering mendengar mengenai cinta, dan bahkan mungkin hal seperti itu sudah jadi hal biasa, karena cinta adalah sebuah perasaan dimana seseorang ingin menyayangi, mencintainya dengan sepenuh hati. Hal seperti itu wajar, karena cinta adalah sebuah fitrah dan anugrah dari Allah SWT yang harus kita jaga dengan baik. Pernahkah kita dengar tentang cinta sejati, cinta yang hakiki, dan bagaimana seseorang menjaga kesucian cintanya.
Di pagi yang cerah, matahari yang memancarkan sinarnya dengan sempurna, mengambang di atas pepohonan hingga daun pun berwarna keperakan tertimpa sinarnya. Ia tampak malu-malu memperhatikan seorang insan yang sedang menyempurnakan pendidikannya. Atau mungkin bahkan cemburu melihat cinta antara dia dengan wanita lain. Perlahan tapi pasti,mataharipun semakin memancarkan sinarnya,lalu mengintip dari balik rimbunnya dedaunan,hingga akhirnya tak bisa melihat lagi ketika jendela mobil itu ditutup.
Laju hidup dan cinta Ita, tokoh utama dalam cerpen tersebut sungguh penuh liku yang kadang begitu dramatis dan menguras kekuatan hidup.
Sebagai bukti cintanya atas kejernihan hati dan kepekaan rasa kemanusiaan Ita yang demikian menonjol, allah terus mengujinya dengan banyak cara, dia jugalah sosok wanita yang layak dicintai siapapun,terutama para lelaki. Dan Ita harus menentukan pilihan hidup selanjutnyaterhadap orang yang telah menyentuh hatinya tersebut.
Lantas, apakah yang akhirnya akan dia pilih dan yang dihadiahkan Allah untuknya ? cintakah? Karirkah?atau pendidikankah? Atau bahkan ada yang lain lagi ?
Dalam cerpen Dua Hati Menyatu salah satu kumpulan dari cerpen Kamar dalam Kamar, akan menjawab tuntas semua persoalan cinta tersebut.
3.2. Penjelasan Mengenai Sinopsis Cerpen Dua Hati Menyatu
Dalam cerpen tersebut diceritakan bahwa setiap orang / manusia itu berhak untuk mencintai, menyukai, maupun dicintai dan disayangi, tapi semuanya itu juga tidak terlepas dari aturan dan batasan – batasan yang harus kita perhatikan. Kita tidak mungkin mencintai dan menyukai seseorang yang telah memiliki pasangan. Bagaimana tidak, kita mungkin merasa senang bisa dekat dengan orang yang kita sukai, tapi kita juga tidak tahu bagaimana sakitnya perasaan pasangannya tersebut jika tahu pasangannya di ganggu orang. Jadi, jikalau kita ingin dihargai oleh orang,sebaiknya hargailah dulu orang lain tersebut.
Dalam cerpen Dua Hati Menyatu juga telah menceritakan bagaimana sosok seorang wanit yang begitu sabar, menghadapi ejekan,maupun hinaan dari teman sebayanya.bagaimana
Tidak, dalam hatinya dia memang menyukai dan mencintai seseorang, tapi di satu sisi dia tidak ingin kegiatan belajarnya terganggu oleh hal-hal yang tidak baik dan akan merugikan dirinya sendiri kelak, apalagi dia selalu berfikir bahwa laki-laki hanya bisa mengecewakan dan membuat perasaan wanita sakit. Di satu sisi juga dia tidak ingin merusak persahabatannya sendiri, karena dia sendiri merasa bahwa sahabatnyalah yang lebih pantas untuk bersanding dengannya,bukan dia sendiri,dan dia juga tidak mungkin merebut orang yang sudah jadi milik orang lain dan sudah di cintai oleh orang lain.
Akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa apa yang dirasakannya, apa yang di harapkannya harus ia pendam dalam-dalam dan harus hanya menjadi impian dn harapan, yang ingin ia lakukan sekarang hanya menyelesaikan pendidikannya dengan baik, dan menemukan cinta sejatinya, sekalipun hatinya merasa sakit ketika melihat orang yang di cintainya dekat dengan orang lain. Tapi apa daya harapan tinggalah harapan dan impian mengenai cinta sejatinya akan selalu menjadi impian yang suatu saat bisa ia temukan dalam hidupnya.
Ia percaya, setiap akhir bulan itu tidak akan pernah selamanya berakhir, pada akhirnya akan kembali pada awal bulan. Begitulah yang di rasakan oleh orang itu hanya menggantungkan harapan dan impiannya pada sebuah untaian doanya. Dan dia berharap, Waktunya nanti akan indah pada akhirnya.
Dan benar saja, Allah SWT Maha Adil orang yang sejak dahulu ia cintai dapat ia temukan dalam kehidupannya.Sebuah cinta sejati yang ia harapkan dalam kehidupannya. Dalam cerpen ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa biarkanlah hidup ini berjalan mengalir seperti air, karena pada akhirnya akan bermuara juga pada tempatnya yang terbaik.
3.3. Unsur – Unsur yang Terkandung
A. Unsur Intrinsik dilihat dari Amanat nya.
. Amanat / Pesan
Amanat yang disampaikan dalam cerpen tersebut adalah baahwa wanita tidak perlu bingung mencari cintanya, atau bahkan jika menyukai seseorang tidak perlu harus dengan menghilangkaan harga diri seorang wanita, karena percayalah,cinta sejati,jodoh, itu akan datang dengan sendirinya karena telah ada yang mengaturnya. Begitu juga dengan seorang lelaki,mapankanlah dulu segala sesuatu yang harus ada pada dirinya, baik dari segi pendidikan,materi dan sebagainya, baru mencari pendamping hidup,karena lelaki nantinya yang akan menjadi kepala keluarga/imam.
Dari penjelasan di atas terlihat jelas berdasarkan isi cerpen dua hati menyatu yang isinya : “ Ita! Sapanya dengan suara sedikit bergetar.Tak lama kemudian senyum berbunga harapan mengikuti sapaannya. Ketika itu di atas sana awan-awan tampak mulai memutih sambil berarak dilatarbelakangi kebiruan langit. Andai saja semua langit tahu di saat itu ada dua hati yang menyatu,kupastikan ombak – ombak pun akan bersorak bahagia menyambut ketulusan cinta kami berdua. “ ( Dua Hati Menyatu, Hal 31 ).
B. Unsur Ekstrinsik
. Dilihat dari segi Moral nya.
Moral yang terkandung dalam cerpen Dua Hati Menyatu adalah bahwa wanita/setiap orang memang semestinya harus memiliki keteguhan diri dan keteguhan hati .baik dalam segi kehidupan secara rohaninya maupun jasmaninya. Tanpa harus terpengaruh dengan rasa kegelisahan yang berlebihan dalam menjalani setiap persoalan hidupnya dalam artian kehilangan jati dirinya sendiri.
Hal tersebut terlihat dalam isi cerita pendek Dua hati menyatu yang isinya menyatakan : “
Andaikata ajakannya itu kuterima sekarang, betapa mudahnya diriku di gaet orang. Setidaknya orang-orang pasti menggelariku mahasiswi murahan. Aku pastikan gelar baru sebagai cewek matrei dari semua teman wanita di kelasku bakal segera kuterima. Dan hal itu aku tak mau terjadi.” (Dua Hati Menyatu, hal 27 )
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian mengenai teori sastra bidang Strukturalisme maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Teori sastra Strukturalisme adalah pendekatan objektif yakni pendekatan penelitiaan sastra yang mendasarkan pada karya sastra tersebut. Secara keseluruhan (otonom). Pendekatannya dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku, konvensi tersebut adalah aspek-aspek instriktik karya sastra yang meliputi didalamnya kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan lainnya. Yang jelas penilaian yang diberikan diihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya tadi.
4.2. Saran
Adapun saran dari penulis adalah :
1. Sebaiknya Teori sastra harus lebih dikembangkan dan di perjelas lebih mendalam,agar setiap manusia atau pelajar umumnya mampu memahami akan teori – teori sastra tersebut.
2. Ada baiknya juga teori sastra tidak hanya mampu di fahami dan diberikan terhadap para pelajar yang hanya masuk pada bidang khusus keguruan melainkan pada semua pelajar pada umumnya agar bisa lebih memahami secara mendalam lagi mengenai tata kebahasaan yang baik,meskipun tidak sepenuhnya terkuasai.
DAFTAR PUSTAKA
- WWW. Teori-sastratxt-notepad.pdf.com
- Adeani, S. Kumpulan Cerpen Kamar Dalam Kamar
- http://www.anneahira.com-unsur-intrinsik-sastra.htm
- Wikipedia-ensiklopedia bebas
- http://kafeilmu.com/2012/02/pengantar-teori-struktural-strukturalisme-html.
- http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/04/perbandingan-teori-strukturalisme-html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar